Kamis, 07 Februari 2013

Prahara guru baru



“Prahara guru baru”
Sudah masuk minggu ketiga aku bolak balik kesekolah baru ku, tempat magang yang dipilikan management sekolah guru Indonesia untuk melatih kemampuan pedagogic ku,  Sebagai latihan persiapan menuju penempatan yang akan di jelang satu bulan lagi, maka ini saat nya aku meningkatkan kemampuan mengajar dan passion ku di teaching.
Hari itu rabu, seperti biasa aku memiliki dua jadwal di kelas tetapku, kelas II b, kelas yang super aktif  dan “jingkrak” sekali. Aku berusaha meningkatkan segala kemampuan untuk menghendel semua tingkah dan kebutuhan kinestetik mereka. Setelah mengajar dan kembali memulangkan semua siswa ku dengan lancar, maka tibalah saat nya bagi guru baru ini untuk memeriksa  semua latihan anak-anak di LKS mereka, satu persatu aku ceklis dan cek ulang hasil kerja mereka, beberapa saat aku sibuk di depan meja kerjaku, di meja guru kelas itu. 
Hari sudah beranjak siang dan menunjukan pukul 12. 15, satu persatu anak kelas tiga  roomble ke dua yang akan menggunakan kelas ku itu masuk dan berdatangan, mereka mendekati ku dan bersalaman, sambil terus melanjutkan pekerjaan ku yang masih menumpuk ditemani dengan rasa lapar karena belum makan siang aku secepat mungkin menyelesaikan kerjaan itu. Sementara siswa kelas tiga yang masuk siang berdatangan mendekati ku memerhatikan dan bertanya sedang apakah aku gerangan dan beragam pertanyaan ringan lainya, sambil tersenyum pada mereka yang sepertinya ingin berkenalan dengan guru barunya ini, aku menjawab dengan seramah mungkin dan balik bertanya kepada mereka, tentang apa jadwal mereka kali ini, dan beberapa pertanyaan kecil untuk mereka. 
Menuju penyelesaian tugas ku memeriksa semua lebaran kerja kelas dua yang ku ajar tadi pagi, dan ditengah berlansungnya pembicaraan dengan kelas tiga yang akan belajar di roomble kedua, azan berkumandang dari mesjid yang ada di depan sekolah kami. Untungnya semua tugas itu selesai kukerjakan, menyambut kumandang azan, dengan nada layaknya seorang guru yang menyapa siswanya, aku mengajak mereka semua sholat di mesjid sebelum masuk belajar nanti.
 “ ayo semuanya sholat dulu yuck,,,”
ujarku memecah kerumunan mereka yang mulanya berdiri melingkar didepan mejaku, meja guru.
“ ayo nak, kita sholat dulu, sebelum belajar, barengan sama ibu yuck kemesjidnya”
lanjut ku kepada salah  seorang siswa kelas tiga itu, lantas dengan tatapan menolak ia menggelengkan kepala kepada ku, tatapan itu tentunya mengheran kan ku.
 “lho kok ngak sholat?, kamu sudah kelas tiga khan, pastinya sudah belajar sholat dong dikelas dua, ayuk sholat”
nada ku agak sedikit nyolot kepada nya,
” apakah kamu belum bisa sholat?”
Tanya ku lagi kepadanya. Ia kemudian menggeleng kan kepala lagi kepada ku, sambil menjawab,
“saya bukan islam bu” katanya.
Ow..o,,ekpresi ku tiba tiba berganti senyuman setengah malu hati kepada nya, lantas ku tutup pembicaraan itu dengan senyuman dan bertanya,
” kalo begitu kamu agamanya apa sayang??”
Aku hanya bisa tersenyum saja dan berkata,
“ ya sudah, kalo begitu ibu sholat dulu ya”.
Malu hati juga jadinya, sepertinya asessment di sekolah tempat magang ku itu masih perlu di lengkapi termasuk mengetahui berapa jumlah siswa non muslim yang ada disana. baiklah ini pembelajaran menarik buat  seorang guru baru, pikirku. Setidaknya jangan pernah menjugde siswa, sebelum mendapatkan informasi yang lengkap tentang siswa itu.