“Prahara guru baru”
Sudah masuk minggu
ketiga aku bolak balik kesekolah baru ku, tempat magang yang dipilikan
management sekolah guru Indonesia untuk melatih kemampuan pedagogic ku, Sebagai latihan persiapan menuju penempatan
yang akan di jelang satu bulan lagi, maka ini saat nya aku meningkatkan
kemampuan mengajar dan passion ku di teaching.
Hari itu rabu,
seperti biasa aku memiliki dua jadwal di kelas tetapku, kelas II b, kelas yang
super aktif dan “jingkrak” sekali. Aku berusaha
meningkatkan segala kemampuan untuk menghendel semua tingkah dan kebutuhan
kinestetik mereka. Setelah mengajar dan kembali memulangkan semua siswa ku dengan
lancar, maka tibalah saat nya bagi guru baru ini untuk memeriksa semua latihan anak-anak di LKS mereka, satu persatu
aku ceklis dan cek ulang hasil kerja mereka, beberapa saat aku sibuk di depan
meja kerjaku, di meja guru kelas itu.
Hari sudah
beranjak siang dan menunjukan pukul 12. 15, satu persatu anak kelas tiga roomble ke dua yang akan menggunakan kelas ku
itu masuk dan berdatangan, mereka mendekati ku dan bersalaman, sambil terus
melanjutkan pekerjaan ku yang masih menumpuk ditemani dengan rasa lapar karena
belum makan siang aku secepat mungkin menyelesaikan kerjaan itu. Sementara siswa
kelas tiga yang masuk siang berdatangan mendekati ku memerhatikan dan bertanya
sedang apakah aku gerangan dan beragam pertanyaan ringan lainya, sambil
tersenyum pada mereka yang sepertinya ingin berkenalan dengan guru barunya ini,
aku menjawab dengan seramah mungkin dan balik bertanya kepada mereka, tentang
apa jadwal mereka kali ini, dan beberapa pertanyaan kecil untuk mereka.
Menuju
penyelesaian tugas ku memeriksa semua lebaran kerja kelas dua yang ku ajar tadi
pagi, dan ditengah berlansungnya pembicaraan dengan kelas tiga yang akan belajar
di roomble kedua, azan berkumandang dari mesjid yang ada di depan sekolah kami.
Untungnya semua tugas itu selesai kukerjakan, menyambut kumandang azan, dengan
nada layaknya seorang guru yang menyapa siswanya, aku mengajak mereka semua
sholat di mesjid sebelum masuk belajar nanti.
“ ayo semuanya sholat dulu
yuck,,,”
ujarku memecah
kerumunan mereka yang mulanya berdiri melingkar didepan mejaku, meja guru.
“ ayo nak, kita sholat dulu, sebelum belajar, barengan sama ibu yuck
kemesjidnya”
lanjut ku kepada
salah seorang siswa kelas tiga itu,
lantas dengan tatapan menolak ia menggelengkan kepala kepada ku, tatapan itu
tentunya mengheran kan ku.
“lho kok ngak sholat?, kamu
sudah kelas tiga khan, pastinya sudah belajar sholat dong dikelas dua, ayuk
sholat”
nada ku agak sedikit nyolot kepada nya,
” apakah kamu belum bisa sholat?”
Tanya ku lagi
kepadanya. Ia kemudian menggeleng kan kepala lagi kepada ku, sambil menjawab,
“saya bukan islam bu” katanya.
Ow..o,,ekpresi
ku tiba tiba berganti senyuman setengah malu hati kepada nya, lantas ku tutup
pembicaraan itu dengan senyuman dan bertanya,
” kalo begitu kamu agamanya apa sayang??”
Aku hanya bisa
tersenyum saja dan berkata,
“ ya sudah, kalo begitu ibu sholat dulu ya”.
Malu hati juga
jadinya, sepertinya asessment di sekolah tempat magang ku itu masih perlu di
lengkapi termasuk mengetahui berapa jumlah siswa non muslim yang ada disana.
baiklah ini pembelajaran menarik buat
seorang guru baru, pikirku. Setidaknya jangan pernah menjugde siswa,
sebelum mendapatkan informasi yang lengkap tentang siswa itu.