Bekerja dan
menjalani pekerjaan yang bakal saban hari ku lakukan sepertinya akan sangat
menyiksa jika aku jalani tanpa adanya rasa suka alias merasa terpaksa. Itulah mengapa
selalu ingin ku gali dulu sepatah atau dua patah makna apa dan alasan apa yang
membuatku memutuskan untuk menjadi seorang guru dan sepertinya hanya satu
pekerjaan inilah yang mengandung makna sejuta kata bagiku, mengapa aku
mengajar.
sengaja atau
tidak, setiap kali aku berkenalan dengan orang lain atau jika harus
memperkenalkan diri di depan banyak orang yang sering terlontar kalimat adalah”
saya seorang guru” bagaikan sebuah jati diri aku mengungkapkan bahwa menjadi
seorang guru bagiku kini bukan sekedar cara untuk bertahan hidup, berganti
status pekerjaan, atau sekedar menyalurkan hobi, melainkan mennjadi guru
seperti menghidupkan kehidupan.
adu ekpresi |
entah bagaimana
harus ku jelaskan, betapa banggganya aku mennjadi seorang guru, semenjak
menyatakan jatuh hati pada dunia ini. Awalnya tentu kecintaan pada semua yang
ada dalam kelas, termasuk anak anak, kecintaan pada tawa, pada tatapan mereka,
ulah mereka, tentu saja pada dunia mereka yang selalu ceria dan tak henti
berganti. Menenyenangi dunia mereka membuat ku berfikir sesuatu yang lebih
tentang itu maka lahirlah suatu kesadaran bahwa bukankah mereka yang akan
menggantikan ku di meja kerja ku saat ini, bukan kah mereka pula yang bakal
menjadi orang yang mungkin sangat ku hormati nantinya, bukankah pula semua
keputuan, permainan, kondisi keungan di tentukan oleh mereka dan teman teman
nya yang saat ini ada bersama ku, mereka yang ada di depanku, mereka yang hari
ini bermanja manja, bergelantungan berlari kesana kemari, berteriak tiada
henti, menangis, tertawa, cemberut dan bertanya ini itu kepadaku sepanjang
harinya.
ekpresi yang bikin melted |
lagi serius main playground |
kesadaran itu
membuatku kemudian merasa betapa pentingnya peranku saat aku memutuskan menjadi
guru, betapa fatalnya akibat yang akan
terjadi jika aku salah mengajari mereka, jika aku tidak mampu membimbing mereka
dan betapa hebatnya aku jika hebatnya mereka adalah berkat caraku mengajari
mereka, dan entah bagaimana bangganya aku melihat mereka kelak suatu hari nanti
menjadi seorang yang mengharumkan banga ini, orang yang membuat negri ini
kembali berwibawa atau bahkan orang yang bisa menyelamatkan orang lain, atau
mungkin orang yang punya rasa kepedulian tinggi kepada sesama? bagaimana bangganya
aku kala menyaksikan kesuksesan yang mereka raih. itulah mengapa sejak
menyadari hal itu aku mengatakan pekerjaanku adalah jatidiri, bangga menjadi
guru, menjadi penentu, missionaris untuk mencerdaskan generasi dan pemimpinku
sendiri, pemimpin masa depan, tak lain masa depanku sendiri.
Bekasi, 22-2-2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar