Senin, 23 Februari 2015

Mengapa Aku Bangga Jadi Guru




Bekerja dan menjalani pekerjaan yang bakal saban hari ku lakukan sepertinya akan sangat menyiksa jika aku jalani tanpa adanya rasa suka alias merasa terpaksa. Itulah mengapa selalu ingin ku gali dulu sepatah atau dua patah makna apa dan alasan apa yang membuatku memutuskan untuk menjadi seorang guru dan sepertinya hanya satu pekerjaan inilah yang mengandung makna sejuta kata bagiku, mengapa aku mengajar.
sengaja atau tidak, setiap kali aku berkenalan dengan orang lain atau jika harus memperkenalkan diri di depan banyak orang yang sering terlontar kalimat adalah” saya seorang guru” bagaikan sebuah jati diri aku mengungkapkan bahwa menjadi seorang guru bagiku kini bukan sekedar cara untuk bertahan hidup, berganti status pekerjaan, atau sekedar menyalurkan hobi, melainkan mennjadi guru seperti menghidupkan kehidupan.
adu ekpresi
entah bagaimana harus ku jelaskan, betapa banggganya aku mennjadi seorang guru, semenjak menyatakan jatuh hati pada dunia ini. Awalnya tentu kecintaan pada semua yang ada dalam kelas, termasuk anak anak, kecintaan pada tawa, pada tatapan mereka, ulah mereka, tentu saja pada dunia mereka yang selalu ceria dan tak henti berganti. Menenyenangi dunia mereka membuat ku berfikir sesuatu yang lebih tentang itu maka lahirlah suatu kesadaran bahwa bukankah mereka yang akan menggantikan ku di meja kerja ku saat ini, bukan kah mereka pula yang bakal menjadi orang yang mungkin sangat ku hormati nantinya, bukankah pula semua keputuan, permainan, kondisi keungan di tentukan oleh mereka dan teman teman nya yang saat ini ada bersama ku, mereka yang ada di depanku, mereka yang hari ini bermanja manja, bergelantungan berlari kesana kemari, berteriak tiada henti, menangis, tertawa, cemberut dan bertanya ini itu kepadaku sepanjang harinya.

ekpresi yang bikin melted

lagi serius main playground
kesadaran itu membuatku kemudian merasa betapa pentingnya peranku saat aku memutuskan menjadi guru, betapa fatalnya akibat  yang akan terjadi jika aku salah mengajari mereka, jika aku tidak mampu membimbing mereka dan betapa hebatnya aku jika hebatnya mereka adalah berkat caraku mengajari mereka, dan entah bagaimana bangganya aku melihat mereka kelak suatu hari nanti menjadi seorang yang mengharumkan banga ini, orang yang membuat negri ini kembali berwibawa atau bahkan orang yang bisa menyelamatkan orang lain, atau mungkin orang yang punya rasa kepedulian tinggi kepada sesama? bagaimana bangganya aku kala menyaksikan kesuksesan yang mereka raih. itulah mengapa sejak menyadari hal itu aku mengatakan pekerjaanku adalah jatidiri, bangga menjadi guru, menjadi penentu, missionaris untuk mencerdaskan generasi dan pemimpinku sendiri, pemimpin masa depan, tak lain masa depanku sendiri.
Bekasi, 22-2-2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar