Ia berbunga begitu saja, berputik,
berkelopak, berdaun dan bahkan akarnyapun tumbuh dan menjalar begitu saja. Tak ada
yang sengaja ingin menanamnya, termasuk pemiliknya sendiri. Tak ada pupuk
khusus yang sengaja di sediakan untuknya termasuk pemiliknya sendiri. Ia tumbuh
dan kemudian melilitkan batangnya nya serta mengundang kupu kupu sekitar
kampung untuk datang bertamu setiap harinya. Mereka juga datang dengan sendirinya. Ya, memang begitu saja, betul, begitu saja.
Saya sendiri sebagai pemiliknya tak tau kenapa ia hadir
lebih indah dari yang lain. saya tak pernah menyiraminya, memintanya, bahkan
melakukan ritual khusus untuknya seperti tanaman lain di hati saya. Sungguh sekali
lagi saya katakan ia adalah kembang dewa yang senantiasa menggurai senyum di
mata saya saat memandangi dan merasakan nya.
“sungguh tanaman yang aneh” begitu yang pernah saya katakan kepada orang
orang yang ikut bertanya tentang keberadaanya di hati saya.
“kok, bisa bisanya ia tumbuh dengan percaya dirinya
disini?” sayapun ikut bertanya dan terheran heran saat mengingat awal
kehidupanya.
“benar benar tanaman
kurang ajar” begitu saya mengumpatinya saat merasa saya mulai terpikat
dan terpikat oleh kepercayaan dirinya. Bisa bisanya dia menguasai saya dan
mengalihkan semua perhatian saya untuk menjadi miliknya seutuhnya.
“dan bener bener tanaman yang terlalu indah” saya
sampai menggeleng gelengkan kepala mengingatnya.
Harus saya akui dan benar begitu adanya, tak bisa saya
ingkari, mungkin seluruh akal pikiran saya akan melontarkan protes bila tak
mengakui keindahan nya. Mungkin inilah tanaman tuhan yang tercecerkan oleh malaikat
saat akan membopong benih benih nya dari surga. Barangkali saat malaikat
terbang sambil menyandang karung goni benih tanaman ini, burung burung liar
yang terbang di angkasa mematoki salah satu sudut karung goni itu. Kemudian tanpa
di ketahui sang malaikat yang tengah sibuk membaca peta lokasi penempatan benih
tersebut, salah satu benih dalam karung malaikat itu jatuh
di hati saya. Barangkali juga saat itu hati saya tengah gembur-gemburnya habis
di sirami hujan semalaman, sehingga begitu benih tanaman tuhan ini menyentuh
tanah hati , ia lansung tumbuh begitu
saja lantas berbunga.
“memang tanaman yang ajaib, ck, ck,.” baru kali ini saya
melihat tanaman yang seindah ini, sebebal ini, dan sesubur ini. walau menimpa
tanaman lain di kebun hati, ia tak pernah mau jadi parasit.
Sekalipun hanya berupa tanaman, ia seperti ikut
memiliki sifat tuhan dalam keindahanya. Hadir dan tumbuhnya di sela sela perdu kebun
hati yang penuh semak belukar itu tiba tiba saja menarik semua kupu kupu sekitar
kampung untuk mendekat, hadirnyapun tak bermaksud mengalahkan perdu lain di
kebun itu, malah perdupun tumbuh dengan baik. Entah apa yang di cari kupu-kupu
itu padahal hanya ada perdu di kebun hati dan satu satunya bunga ya tanaman itulah.
sampai saat inipun saya masih menyimpan
heran memikirnya.
kadang, sambil melongo kejendela dari dalam kamar, saya
tersenyum sendiri membayangkanya
“ini anugerah atau ujiankah ?” ungkap hati saya saat
menimbang nimbang, alasan tuhan menumbuhkan tanaman ini di kebun hati saya.
“ah, sudahlah, yang penting saat itu saya hanya mencoba
menikmatinya dan merawatnya, walau kerap kali pikiran saya mempertanyakan,
“bagaimana bisa?”.
Hari ini saya gelar hari berkabung di
rumah, saya suruh semua anggota rumah
dan setiap insan di rumah mengenakan baju hitam hitam tanda berkabung, saya
turunkan bendera depan rumah sampai setengah tiang pertanda kami serumah sedang
berduka. Sempat pula saya pasang dua bendera kuning di pinggir jalan depan
pekarangan rumah kami agar pengguna jalan tahu bahwa hati saya tengah
kehilangan salah seorang, ah, bukan ,maksud saya kehilangan tanaman tersayangya.
tak ada maksud saya dan keluarga untuk membesar
besarkan berita ini, walau hanya sekedar tanaman, tapi saya sangat merasa
kehilangan. sungguh, saya tak bermaksud mengada ngada dengan perasaan kami,
terutama perasaan duka saya sendiri. Saya dan seluruh keluarga mohon maaf atas
sikap kami yang terkesan mengagung agungkan bunga di kebun hati tersebut. Sungguh,
sedih ini pun hadir dengan sendirinya, anggap saja saya terlalu cinta dengan
keindahan tanaman tuhan yang sempat tumbuh di kebun hati beberapa waktu itu.
Dan sikap berkabung ini hanyalah bentuk penghormatan saya yang terakhir yang
bisa saya lakukan untuk mengatar kepergian tanaman tuhan itu dengan
sebaik-baiknya. Selayaknya manusia yang kehilangan sanak keluarga, kamipun
mohon ijin memperlakukan tanaman tuhan yang pernah menghiasi rumah saya semasa hidupnya dengan baik, mencoba mengikhlaskan,
seikhlas ikhlasnya untuk kembali ke taqdir tuhan. Mungkin memang beginilah
jalannya dan akhir kisahnya. Saya hanya bisa pasrah dan mencoba tabah. Apa
boleh dikata nasib kami tak bisa bersama berlama-lama.
Semoga dengan ini, tuhan kembali berkenan meng-anugerahkan
kepada saya, pengganti tanaman itu, yang
terindah dan mengindahkan cerita saya bersamanya, yang tumbuh dan berkembang
begitu saja, yang selalu mengurai senyum kala mata memandanginya. tanaman terindah
yang kalo bisa datangnya juga tak perlu disengaja, ia berbunga begitu saja,
berkelopak, berdaun dan bahkan akarnya mengakar begitu saja pula, tak ada pupuk
khusus yang pernah disediakan pemiliknya untuknya, bahkan tak ada ritual khusus
yang di lakukan untuk nya, ya benar, kalo bisa datanganya nanti, ya datang
dengan sendirinya. Menghadirkan semarak dan mengundang kupu kupu kekebun hati
tanpa di sengaja.
Saat ini saya ingin kembali melanjutkan perjalanan
saya, masih banyak tempat yang belum sempat saya kunjungi sebelumnya, banyak
pula pagelaran pagelaran waktu yang belum sempat saya hadiri. Baiklah, saya
putuskan untuk melanjutkan kelana saya.
Hingga saatnya tiba nanti atau saat kaki saya terasa
amat lelah untuk melangkah sendiri, akan saya bawa duduk sejenak sambil
menyandarkan tubuh di bawah rindang beringin sambil membuka gambar dan semua
kenangan bersama tanaman itu. nanti setelah saya lelah melangkah, tanaman itu
akan jadi penghapus penat penat di kaki dan otot rasa. ya, nanti saja kalo saya
sudah benar benar lelah, saat ini biarlah ia kembali melanjutkan perjanannya
pula, slamat jalan untuknya, sampai betemu di taqdir lain, bila tuhan masih
bekehendak, malaikat akan kembali menyemainya di kebunhati, ya semoga saja.