Tidak mudah
untuk mengambil keputusan apalagi untuk sesuatu yang beresiko tinggi. butuh keberanian untuk memutuskan, keberanian
menerima sedaga resiko dibalik keputusan itu. itulah mengapa banyak orang yang lebih
memilih untuk membiarkan orang lain memberi keputusan kepada mereka, dan kemudian menerima
nasib apa adanya, karena dengan demikian mereka terhindar dari penyesaalan saat
keputusan mereka berakibat buruk. Padahal hal seperti itu membuat mereka selalu
menjadi korban.
Sayapun mengalami hal demikian,
mengambil sebuah keputusan adalah hal tersulit bagi saya, terutama saat
berhubungan dengan perasaan. Saya terkenal dengan ketidak tegasan saya, saya
tidak bisa melihat orang sedih dan akan sangat menyesal dengan resiko buruk
yang menimpa saya saat keputusan saya salah, penyesalan itu biasanya tak
sanggup saya terima dan hanya bisa menyalahkan diri sendiri. saya selalu
menjadi korban, dan saya seringkali dipermainkan oleh orang orang yang tidak
mempertimbangakan perasaan saya. Al hasil, resiko tetap saya terima tanpa saya
tau kenapa saya harus menjalani penderitaan demikian.
Pernah suatu saat saya tidak
tegas terhadap seseorang yang
menghianati kepercayaan saya. Ini cerita tentang Mantan. Perasaan sayang
yang saya rasakan kepadanya, membuats ata selalu menjadi ratu tidak tega,
apapun yang akan menyakiti hatinya saya selalu tidak tega melakukan nya. Lebih baik, menelan kekecewaan dari pada saya
menyakiti hati nya, saya sudah tidak mepedulikan kemauan saya. Saya tidak sanggup menerima resiko, tidak
hanya resiko menyakiti hatinya, tapi saya tidak kuasa kehilangan dia, saya
selalu berfikir kehialangan dia akan mebuat saya gila. Ketakutan itu membuat
saya tidak berani mengambil sebuah keputusan.
Dalam dunia lain ternyata juga saya
temukan demikian, saya sering kali tidak bisa menegaskan kepada orang tentang
prinsip saya karena takut membuat mereka tersinggung atau takut mencari
keributan. Misalnya, saat ada teman yang mendekati saya dan mengajak saya untuk
berbuat curang, seperti mencontekan tugas saya kepada mereka, saat itu hati
saya menolak, namun saya khawatir ketegasan saya akan membuat mereka
mengasingkan saya, membenci saya dan menjauhi saya, akhirnya saya memilih untuk
mengikuti mereka.
Parahnya pada hal kecilpun yang
harusnya bisa saya lakukan menjadi berat untuk saya putuskan. Pernah suatu hari saya mengajak “Uni” kakak
perempuan saya untuk menemani saya membeli baju dan beberapa perlengkapan saya lainya. Sesampainya saya di toko, saya
menemui banyak pilihan dari barang akan saya beli, sebenarnya dalam
pikiran saya sudah ada gambaran tentang
apa yang saya beli dan seperti apa yang akan saya cari. Namun di lokasi, uni
menyarankan benda yang berbeda dengan bayangan saya, hakekatnya uni hanyalah
saran, namun saking takutnya saya untuk membuat dia marah, dan kemudian
mengejek pilihan saya karena menurutnya tidak bagus, kurang modis, atau terlalu
classic, akhirnya saya mengikuti saranya. Lagi lagi saya tidak puas dengan
barang yang saya beli tersebut. Saya melihat diri saya begitu lemah dan tidak
tegas sama sekali, saya mengalami kesulitan untuk mengungkapkan keinginan saya
dengan baik.
Oke, semua itu saya jadikan
pelajaran, tenyata memang saya ketidak tegasan itu membuat saya khilangan jati
diri, saya beranjak menjalani hidup orang lain,dan tentu saja semua itu membuat
saya tidak bisa memiliki diri saya dan tidak bahagia.
Barulah saat itu saya kemudian
memutuskan untuk belajar menyampaikan keinginan saya dengan baik kepada orang
lain. Kemudian saya mencoba menantang diri saya untuk selalu siap menerima
resiko, dalam hati saya katakan bahwa apapun resikonya akan saya hadapi,
kemudian memilih untuk mengukuti hati saya. Mencoba keluar dari zona nyaman saya dan
kemudian belajar untuk lebih berani dankuat. Tenyata apa yang saya temukan
tidak seburuk yang saya bayangkan sebelumnya. Dan saya sukses untuk
memperjuangkan prinsip saya, saya lebih merasa nyaman dan percaya diri. itu
memang tidak mudah, tapi bisa saya lakukan.
Alhamdulilah, saat ini saya measa
lebih baik, saya merasa lebih indenpendent, saya merasa memiliki hidup saya
sepenuhnya dan lebih tegas. Saya lebih dihargai lingkungan saya karena saya
dianggap punya prinsip dan cara yang jelas. Saya tidak berlarut dalam kesedihan
yang saya rasakan, karena saya bukan lagi korban, Dan saya pikir saya sudah berhasil.
Satu ketegasan yang saya lakukan
adalah, saat saya harus mengakhiri kisah cinta dan komitmen saya dengan
seseorang yang saya sayangi akan tetapi tidak sejalan dengan saya. Selalu saja
bila sudah berbau perasaan saya akan tidak tega, tapi, saya kemudian berfikir
manfaat dan mudharatnya dari hubungan ini, setelah saya mengerti jalan mana
yang saya ambil, saya memutuskan untuk mengakhiri komitmen saya. Karena dengan
itulah problem yang tercipta antara kami bisa diputus. Keputusan ini membuat
saya sedih dan menangis, begitu juga untuk orang yang menerima keputusan saya. Saya kemudian
menyampaikan mengapa saya memutuskan seperti ini, saya mencoba menyampaikan
maksud saya dengan baik dan sebijak mungkin, berusaha membuat dia bisa
menerima, Alhamdulillah dia bisa memahami saya dan kemudian menghargai
keputusan saya.
Pahit memang, tapi harus saya lakukan. karena
saya tidak mau terombang ambing dengan ketidak tegasan ini, dan bersikap bodoh lagi,
serta hidup dalam penyelasan yang tiada henti. saya ingin bebas menentukan
jalan saya. Saya memilih untuk menjalani hidup saya, dan saya tidak mau
menderita dengan ketidak tegasan saya. Saat
ini saya merasa telah menjadi sutradara untuk hidup saya sendiri. tidak lagi
menjadi korban. Thank GOD!!!