Kamis, 23 Januari 2014

Testimoni "Aloner"




Orang orang yang baru mengenalku, kebanyakan berfikir nova itu pendiam dan tidak banyak bicara, suka menyendiri di tepi jendela dengan laptop atau diari kesayangan nya, berteman dengan orang tertentu saja kemudian menghabiskan banyak hari bersama mereka. sangat menyukai kamar di dari pada ruangan keluarga. Sering terlihat di dunia maya di banding dunia nyata.
Ohh,,is that me? Ya, begitulah gambaran tentang nova bagi yang melihat ku sekilas. Setidaknya pengkuan sari mame.
Apakah yang terjadi gerangan sehingga membuatku betah sendiri dan sangat menikmati kehidupan seperti ini? yang jelas aku nggak pernah merasa sendiri, kedengaran nya aku memang diam, namun dalam pikiran ku ada percakapan luar biasa, dengan hayalan hayalan konyol yang kadang menginspirasiku buat tertawa sendiri, panic sendiri, dan mellow sendiri. (bila di pergokin mbak ku yang iseng ngintip dari belkang, dia bakalan mikir aye tangah mikirin pacar. “hmm, nggak juga mbak, tidak selamanya benar, ya,,kadang kadang sih, hee”) trus, ada saja yang aku pikirkan? Bila sendiri aku selalu mikirin tentang planing yang akan ku jalani, bersama orang yang ada dalam planing itu, kemudian aku mengimajinasikan planing itu dalam pikiran ku, sehingga terjadilah sebuah drama korea lengkap dengan hayalan konyol yang hanya bisa ku nikmati sendiri. itulah mengapa aku senang menyendiri. Gejala ini bisa di sebut dengan semi autis menuju gila Hahaha..
Dalam kehidupan manapun, aku akan mencari spot yang enak buat berimajinasi dan berintuisi, sambil mendengarkan music yang sesuai dengan mood kala itu. aku merancang dan memikirkan sesuatu yang menyenangkan. Seperti saat ini, aku lagi fokus-fokusnya ama planning pasca SGI, yaitunya kuliah lagi atau menikah. Menghayalkan kampus idaman ku, dan cara pergi kesitu, step satu dan penjelasan nya, step dua dan jabaran nya, tantangan, hambatan, halangan, keterbatasan dan lain sebagainya. Atau kalo nggak aku menelpon kembaranku kemudian ngalor ngidul dengan topic hangat kali ini, bisanya seputar  politik, pendidikan, kenangan masa lalu, masa kecil kita, atau cita-cita aku dan dia.
Mimpi terindah yang belum kesampaian adalah, kuliah keluar negeri, ke negeri paman sam, bersama suami tercinta, bermain salju, dan menikmati coffie hangat di pagi hari, yang sering ku namakan dengan “ngochan” alian ngopi2 chantik. sibuk dengan tugas perkuliahan dan dan diskusi ini itu. hmm,,owesome.
Aku mengagumi orang yang pinter, analitis, kritis, humoris, selalu optimis, dan positif thingker. Wow, hayalan yang luar biasa sempurna, mungkinkah? Hmmm,,,i don’t know. But i wish..
Planing itu menjalar menjadi sebuah ancang ancang tentang apa yang akan ku lakukan, masuk pada percakapan dengan orang yang akan ku temui, lantas mengimajinasikan bagaimana sikap dan ekpresiku saat bertemu dengan orang tersebut. Begitu pula bila akan memulai atau melakukan sesuatu, misalnya saat ada jadwal menjadi pemateri atau trainer, aku selalu mengimajinasikan bagaimana performa ku nanti sebelum hari H. Dan itu sangat menyibukan ku, aku butuh waktu banyak untuk semua imajinasi itu, but aku sangat menikmatinya. Hanya saja orang orang sekitar ku kemudian melancarkan kritikan, dan aku mulai kebanjiran protes seperti kutipan berikut ini.
“miang, lu sombong bana, maleh gw bakawan jo lu” kutipan lansung dari sms temen ku di padang.
“kenapa sih loe, suka asik sendri dech, nggak berbagi dengan yang lain, loe tu kayak nggak butuh sama orang tau nggak sih, care less banget, kenapa sih loe? (sari mame, halaman 123.., 2013)
Begitu juga temen temen di kantor, saat akan mengadakan kegiatan seni buat anak2 di sekolah, seketika ada statement dari temen ku,
” wah mbak nova sudah sibuk sendiri nich, mikir sendiri, kerja sendiri, dan pusing sendiri ya buk?? Sambil tersenyum( pak nano, H -1 pensi 2014)
Ya,,lagi lagi jawaban ku hanya satu, untuk semua koment di atas.
“ ya, itulah gw, gw emang seperti ini, bukan apa apa, tapi kita emang berbeda khan, emang itulah gw, gimana dong?”
awal nya untuk semua itu aku menganggap jawaban di atas adalah jawaban kunci yang membuat orang berhenti mengomentari tentang ku, Tapi setelah merenung, aku kemudian menyadari, diriku yang hampir mendekati zona antisocial ini tidak baik, dan berbahaya. karena saya menjadi canggung untuk berkunjung atau berhadapan dengan komunitas baru, saya menjadi ketergantungan dengan beberapa orang dan saat orang yang slama ini ada buat ku memiliki kehidupan sendiri dan pergi, aku menjadi lost orientasi. maka mulailah dari detik itu aku membuka telinga buat terhadap semua saran saran temen2 yang cukup dekat dengan ku. untuk kasus seperti yang ku hadapi ini, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan.
saran pertama, coba membuka diri dengan lingkungan alias bersosialisasi. saran kedua, temukan komunitas dan lingkungan yang seide dan sejiwa dengan ku. ketiga berusahalan untuk meninggalkan zona nyaman dan berbaur dengan semua orang.  Well.,walau harus keluar dari zona nyaman, aku mencoba untuk mengurangi kesendirian ku dan menyediakan kan waktu bercengkrama di ruang keluarga, sebelum aku kembali ke pertapaanku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar