Selasa, 12 Maret 2013

ROMANTIKA HABIBI AINUN




Menjalin asmara dengan ketulusan dan keiginan untuk saling memberikan  yang terbaik bagi orang yang dicintai membuat kisah cinta Habibi dan Ainun benar benar menyentuh hati. Pribadi cerdas, tegas, sederhana dan rendah hati, seorang Habibi serta figure seorang istri yang setia, tenang, anggun dan bijaksana seperti Ainun dihadirkan dengan sangat dalam dan begitu nyata.
Romantika kedua pasangan ini menjadi begitu istimewa kala perjuangan cinta   mereka diterpa oleh beragamnya permasalahan, dan ujian. Di sanalah tergambar betapa Ainun membuktikan cintanya kepada Habibi, ia menepati janji setia yang pernah ia ucapkan kepada sang kekasih, untuk terus mendampingi sampai akhir usia. Begitu pula sebaliknya, walaupun tak berani menjanjikan apa-apa kepada sang istri, Habibi mengikrarkan cintanya dengan berjanji untuk menjadi suami yang terbaik untuk Ainun.
Awal kisah cinta mereka baru dimulai saat, keudanya sudah lama berpisah. Pertemuan Habibi dengan Ainun secara tidak sengaja, menyisakan kesan yang amat mendalam di hati masing-masing.  Tak pernah terbayangkan oleh Habibi ia akan jatuh cinta pada teman lamanya yang sempat ia gelari “gula jawa”, karena memang semasa sekolah Ainun adalah gadis dengan postur tubuh berisi, dan kulit yang sawo matang, sehingga tidak salah bila Habibi menyebutnya demikian.  Setelah keduanya sama- sama dewasa dan jodoh mempertemukan mereka dalam sosok yang sudah berbeda dari sebelumnya. Saat ini Ainun telah dewasa dan menjelma laksana ratu ayu nan jelita dimata Habibi. saat pertama kali mendatangai rumah teman lamanya ini Habibi, bertemu secara tidak sengaja dengan Ainun dan lansung jatuh cinta. Saat itu pulalah kedua pasangan ini saling merasakan getaran asmara mulai tumbuh di hatinya.
Walaupun tak terucap akan tetapi Ainun telah memilih Habibi dihatinya sebelum keduanya saling mengungkapkan perasaan mereka.
Cinta Habibi memang luar biasa buat ibu Ainun, disetiap ujung penatnya Habibi tidak pernah lupa untuk membuat Ainun kembali merasa tersipu dengan cara dan perkataannya. Di balik janjinya yang dalam terhadap Indonesia, mengabdi untuk bangsanya, Habibi menyimpan cinta yang tulus untuk ibu Ainun. Begitu pula sebaliknya, Ainunpun sepenuhnya mengiklaskan karir dan kehidupan nya hanya untuk mendampingi Habibi dan semua mimpi mimpinya. Di balik mimpi besarnya mengabdi dan membesarkan Indonesia, Habibi merancang sebuah pesawat terbang untuk Ainun. Pesawat terbang yang ia persembahkan untuk dewi pendamping setia.
Seiring suksesnya Habibi di German dengan pesawat terbangnya, semakin membuat ia melejit di nusantara, Habibi kemudian masuk kedalam cabinet pemerintahan dan terus dipercaya menjadi orang penting di negri ini, di balik itu juga ibu Ainun dengan tegarnya mendukung perjuangan suami tercinta, ditengah panas dan kerasnya dunia perpolitikan orde baru. Ainun terus berusaha menguatkan, Habibi menjalani semua kewajiban nya kepada Indonesia, bahkan ia terus menyimpan bertita tentang kangker ovarium nya yang semakin hari semakin parah. Ainun hanya berfikir sikap itu ia lakukan demi menjaga ketenangan pikiran habibi dalam menghadapi segala pergejolakan pemerintahan yang di hadapinya. Ainun menyadari benar suaminya sangat dibutuhkan banyak orang sehingga akan lebih baik bila habibi tidak mengetahui kabar penyakitnya tersebut.
Sampai akhirnya habibi mundur dari kursi kepresidenan, ainun selalu hadir dan berdiri di belakang Habibi.  Baginya apapun yang terjadi dalam rumah tangga mereka, keputusan untuk menerima Habibi adalah sebuah keputusan yang tak pernah ia sesali dalam hidupnya
“dan jika aku di beri kehidupan kedua, akukan tetap memilih mu sebagai suamiku”. Begitulah keteguhan Ainun kepada Habibi. Janji setia dan sebuah pesawat terbang telah Habibi wujudkan demi membahagiakan kekasihnya, dan  begitu pula Ainun Tugas dan janjinya untuk terus mendampingi Habibi menjadi istri yang terbaik ia tunaikan sampai ia menutup usia.
Begitulah romantika keteguhan dan kesucian cinta Habibi dan Ainun, kisah cinta yang tidak kalah romatis dibanding kisah cinta lainya yang pernah popular. Habibi ainun bahkan menunjukan keteguhan cinta mereka dengan sangat jelas. Keteguhn itulah yang menjadi kunci dari kekuatan rumah tangga mereka menghadapi segala badai yang terus saja mereka lewati sampai mereka lupa bahwa mereka telah sampai di penghujung usia dan akhirnya berpisah.

MENDEKAP HARAP DAN CEMAS UNTUK INDONESIA




Nova Lestari
Bukan hanya sekedar sensasi yang ingin ku dapatkan, bukan juga  sekedar kesenangan dan kepuasan yang ingin ku kumpulkan dengan keputusan ini, keputusan utnuk bergabung bersama pemuda yang lainya, anak-anak muda Indonesia yang mengabdikan diri waktu dan kemampuan nya berjuang dan berpetualang di negri terpelosok indonesia nan jauh disana. Aku hanya merasa ada kebahagiaan menjadi bagian dari mereka yang berbuat dan peduli pada bangsanya, negri bertuah Indonesia yang sekarang mulai buram dengan ketidak pastian dan kepesimisan. Keinginan untuk menjadi bagian dari mereka yang lelah dengan kegelapan negrinya, hanya ingin ikut melepas kejenuh dengan ketertinggalan bangsanya, aku hanya tak ingin di bilang  berpangku tangan, yang hanya bisa mengecam kegelapan.
Keputusan bergabung di sekolah guru Indonesia adalah keputusan besar dalam hidupku, sekaligus pijakan menggapai mimpi- mimpi ku  ikut berbuat untuk Indonesia, keputusan menjadi guru di pelosok yang kemudian membatu anak-anak nya membuka mata dan melihat dunia, serta memacu mereka mengejar ketertinggalan. Namun sepanjang perjalanan yang ku jalani di sekolah guru indonesia Ada harapan dan kekhawatiran dalam diri ketika ku bayangakan negri yang bakal ku jelajahi nanti, negri yang mungkin belum ada listrik, belum ada signal, negri yang tak terbiasa dengan bahasa Indonesia, negri yang mungkin tak mengenal siapa presiden nya saat ini.  Harapan- harapan itu semmakin meluap  kepada diri sendiri, berharap semoga usaha dan kehadiran ku di tengah mereka tak sia-sia, harapan besar tertanam semoga hadir ku bisa memberikan arti penting untuk mereka, mampu membuka cakrawala mereka untuk bangkit dan berkata “kita harus bangkit”, berharap mereka bisa keluar dari kelemahan dan ketertinggan, harapan itu menggantung di mataku, semoga aku bisa memberikan ruang untuk mereka mengangkat keinginannya untuk maju dan berkata” kami juga bisa”.
Namun di balik harapan itu terselip kekhawatiran, akan kah aku bisa?, mungkinkah pengalaman kecilku dan bebekal keingninan saja bisa memberikan itu untuk mereka?, mungkinkah diri ini bisa membuat mereka menjadi bangkit dan terbuka seperti yang ku harapkan?, harap-dan cemas kemudian menjelma dalam batin ku, memang tak hanya sampai disitu, kekhawatiran itu kemudian tersadarkan ketika aku terus berfikir bahwa aku adalah guru, yang akan di gugu dan ditiru siswa-siswa ku kelak, tak layak rasanya bila guru mereka tampil dengan ketidak yakinan seperti ini, dan tak adil bila mereka di ajar oleh orang yang tak memiliki kepercayaan, pemikiran itu pun ikut berkompetisi dalam batin ini, dan kesadaran akan peran ku sebagai gurulah yang paling kuat ku rasakan ketika teringat kata-kata seorang inspirator yang ku tokohkan saat ini, bahwa
“kau adalah pejuang yang akan memenuhi harapan mereka, pejuangan mu memang berat dan mungkin akan sangat sulit, tapi ingatlah bahwa ini adalah langkah mu untuk memenuhi janji kemerdekaan, jangan pernah takut salah dan berbuatlah dengan menghadirkan cinta untuk mereka (siswa-siswamu)”—Anies baswedan—
kata-katanya seperti sihir yang membuat gentar ku menjadi tak berasa.  Anies baswedan adalah sosok inspiratif bagi ku, tindakan dan kata-katanya selalu mampu memicu api semangat perjuangan dalam diri ini ketika aku membaca tulisannya, semangat untuk membantu anak-anak negri yang terlupakan, semangat untuk berbuat di ibu pertiwi, semangat utnuk membangun rasa cinta akan nergri yang sedang terseok ini.
                Dengan kalimat” Indonesia masih melahirkan pejuang” beliau membuat hati semakin yakin dan berderu haru, ini benar benar untuk bangsaku, bukan sekedar terdorong untuk berbagi, akan tetapi terdorong untuk semakin menggapai puncak-puncak mimpi melejitkan diri setinggi mungkin, semoga perjuangan ini memberikan arti untuk semua, dan Indonesia tercinta.
Dengan Mendekap semua harap dan cemas ku untuk negri ini, semakin membuaku sadar untuk lebih mencitai Indonesia.

Berawal dari CINTA untuk Tanah air





Jujur saya selalu mendapat hal baru disini, di sekolah guru indonesia, saya akui Allah telah semakin mendekatkan diriNya ke  saya, melalu simptom2 ilahiyah yang ia nyalakan dalam benak dan alam sadar saya, disini kesadaran untuk menjelma menjadi khadijah, aisyiah, dan fatimah, seolah olah semakin kuat dan membekas, subhanallah,,mahasuci engkau ya Allah, telah menempatkan saya pada kondisi yang benar benar membuka alam bawah sadar saya akan hadirat Mu.
Banyak hal yang saya pelajari dan gali disini, mulai dari spirit berbagi, spirit nasionalisme, betapa pentingnya peran saya untuk bangsa ini, diwajah wajah mereka guru-guru sgi, dapat saya tangkap aura putih, aura nasionalisme, aura seorang pendidik. Saya dapat lihat dari beberapa insan yang bergulat dengan program ini, mereka mempunyai semangat yang hebat, berusaha dengan carapikir dan kemampuan mereka sekuat hati mereka menumbuhkan semangat cinta tanah air, semangat cinta indonesia, kedalam diri saya dan kawan2.
Saya sadar mereka yang disini adalah mereka yang sudah memiliki semangat cinta akan bumi pertiwi indonesi tercinta ini, mereka yang berani menanda tangani kontrak perubahan, kendatipun perubahan itu hanya segenggam telapak tangan setidaknya mereka yang menceburkan diri hanyut bersama SGI menuju muara perubahan adalah karena cinta.
Benih cinta yang fundamental itu kebali di sangai dengan ekplorasi nilai, ekplorasi kesadaran dan membangun karakteristik, untuk itu saya acungkan jempol. Harapan saya, saya bisa menyirami hati saya dengan minyak minyak pembaharuan, gelora perubahan, setitik yang saya lakukan seidak tidaknya turut menjadi corak perjuangan dan kepedulian akan bangsa saya. Karana takdir saya lahir di indonesia bukan bagian dari kemiskinan, kemerosotan, kebodohan, takdir saya di indonesia adalah bagian dari mereka yang peduli akan perubahan bangsa saya, dan bagi saya ini adalah prinsip, ini masalah eksistensi saya sebagai manusia indonesia yang tak hanya puas dengan mengkritik.


Bubarnya RSBI / SBI [Jangan] Menimbulkan Masalah Baru



Bubarnya RSBI / SBI [Jangan] Menimbulkan Masalah Baru
Oleh. Nova lestari
Mahasiswa  SGI ( sekolah guru Indonesia )Dompet Dhuafa

Keputusan MK tentang inkonstitusional Rancangan Sekolah Berstandar International (RSBI) yang sesuai  dengan pasal 50 ayat 3 no 20 tahun 2003 disambut dengan aksi pro dan kontra para pemerhati pendidikan di Indonesia. Sebagian kalangan sangat sependapat dan mendukung penuh keputusan MK terkait pembubaran status SBI  sekolah negeri, sementara pihak lain menilai keputusan ini keliru. Keputusan MK ini sudah pasti tidak akan lepas dari konsequensi sesudahnya, karena aksi pro kontra yang mewarnai keputusan MK tersebut tidak hanya akan dirasakan oleh pihak sekolah melainkan akan mempengaruhi kenyaman siswa dan orang tua murid yang ada di sekolah berstatus international itu.
  Mendengar dan membaca berbagai pikiran dan silang pendapat tentang RSBI/ SBI, membuat saya semakin antusias mengikuti segala perkembangan isu yang sedang hangat-hangat nya ini. Sebagian penggerak pendidikan menyambut gembira keputusan MK yang membubarkan RSBI/SBI, karena dinilai tidak sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.  Sesuai dengan tuntutan mereka RSBI/SBI adalah sebuah system yang hanya akan memperparah kondisi pendidikan di Indonesia, menurut mereka keberadaan RSBI/SBI semakin memperlebar jurang antar simiskin dan sikaya. Tidak hanya itu, masalah ini akan semakin memperjelas jarak antara si pintar dan sibodoh, dan sikaya dengan  simiskin. Menambahkan alasanya sekolah SBI ini dinilai memberatkan orang tua, karena harus mengeluarkan biaya yang sangat mahal untuk membayar pendidikan anaknya.
Akan tetapi dilain pihak, justru keputusan MK ini dinilai tidak tepat, mereka menilai SBI seharusnya tidak perlu di bubarkan, cukup management dan system yang salah saja perlu di perbaiki. Menurut mereka SBI adalah  salah satu cara untuk meningkat qualitas pendidikan Indonesia di mata dunia. Karena Dengan adanya sekolah berstandar international ini, Indonesia akan melahirkan siswa-siswa dengan kemampuan diatas rata-rata, serta memiliki daya saing yang bagus di kancah international. Mereka menambahkan bahwa selama ini status SBI telah memacu semangat siswa untuk lebih giat belajar.
Aksi pro kontra yang berkecamuk di publik tentang keberadaan SBI ini, tertunya berdampak pada siswa sebagai objek pendidikan itu sendiri.  Terlepas dari pro kontra yang ada sekarang, keputusan MK dengan segala pro kontra nya ini, akan mempengaruhi psikologis siswa. Selain kecewa dengan keputusan ini, akan menurunkan semangat belajar siswa. Pro dan kontra keputusan MK ini akan membingungkan siswa yang harus nya tidak mengetahui tentang ini.
Oleh sebab itu, untuk mengatasi segala dampak buruk yang munkin saja muncul, pemerintah diharapkan menyediakan solusi terhadap permasalahan ini sebagai konsequensi dari keputusan MK tersebut. Baik tehadap dampak internal maupun ekternal yang akan ditimbulkan. Sebab pembatalan status RSBI/SBI tetap akan membawa siswa pada kondisi yang tidak nyaman, termasuk semua pihak yang telibat didalam penyelenggaraan SBI tersebut. Hal ini semestinya ikut dipertimbangkan secara matang oleh pemerintah, saat menjadikan RSBI/SBI sebagai sekolah biasa. Oleh karena itu keputusan untuk membatalkan pasal 50 ayat 3 no 20 tahun 2003 tentang rancangan sekolah bestandar international/ sekolah bestandar international, harus di ikut sertai dengan langkah preventif dari pemerintah dari terhadap siswa dan sekolah yang bersangkutan, agar keputusan ini dapat dipahami semua pihak termasuk pihak yang belum setuju dengan keputusan MK tersebut.  sehingga keputusan MK terkait pembubaran RSBI/SBI ini menjadi langkah perbaikan untuk dunia pendidikan secara umum bukanya malah menimbulkan masalah baru di kemudian hari.

bangga jadi guru




BANGGA JADI GURU
NOVA LESTARI

SISWA KELAS II
ALL OF MY STUDENT
Aku tak sanggup mengeluarkan kata kata saat ku lihat mata mereka sembab dan memerah, dengan pipi yang basah mereka mengantar kepergian kami guru yang magang di sekolah mereka. Untuk perjumpaan singkat yang begitu berarti, kebersamaan yang tak terasa ini memang menyita banyak kenangan dan menguras emosi.  Aku mencoba menapak tilas kenangan bersama mereka, mengajari dan belajar banyak dari semua siswa yang berwarna-warni, tak jarang tingkah dan ulah mereka membuat gurunya frustrasi, bukan masalah materi saja yang harus ku fikirkan, tapi bagaimana membuat mereka belajar menjadi anak yang berkarater.  Belum lagi menelan rasa gagal saat menyaksikan mereka yang tak kujung paham dan mengerti dengan pengajaran yang disuguhkan, sempat juga menjadi galau saat harus melihat mereka berlarian dan tak mendengarkan penjelasan, tapi itulah guru, dengan segudang cara dan kesabaran harus ku jawab tantangan itu, demi siswa- siswa ku,dan sekarang baru ku kecup rasa itu, ternyata beginilah beban seorang guru, benar benar baru kurasakan betapa besar dan beratnya tanggung jawab seorang guru.
 keceriaan dan segala perasaan pernah tertumpah bersama, aku benar benar tak bisa berkata apa- apa saat ku lihat mata mereka memerah dan menundukan wajahnya ketika mendengar kata kata perpisahan yang harus ku sampaikan sebagai pengantar dan permohon maaf yang mungkin selama ini tak sengaja menyinggung perasaan mereka, dan terkadang harus menghukum nya. Rabu 6 Maret 2013 menjadi kenangan yang tak terlupakan bagiku,  satu persatu anak anak kelas 2 A meneteskan air mata, mereka mengantar dan mengiringi perpisahan itu dengan nyanyian “bunda”, sungguh luar biasa rasanya yang ku lihat hari itu, bagiku  sebuah anugrah  bisa menjadi bagian dari mereka, dan menetap di hatinya sebagai guru.
Sejenak hati ini berucap syukur atas segala nikmat yang telah di karuniakan untuk seorang guru, hari ini aku begitu terharu, saat ini tersanjung telah berkesempatan menyandang kehormatan ini, kehormatan yang hanya dimiliki seorang guru. Kesedihan yang di rasakan anak- anak adalah bukti nyata bagiku betapa  begitu beharganya seorang guru, dan saat ini baru kurasakan itu.  disini aku yakin bahwa jalan ku untuk menjadi guru adalah sebuah keputusan yang tepat, sekalipun tampil sebagai manusia yang sempurna didepan siswa adalah sebuah tantangan hebat tapi aku yakin, air mata mereka (siswa-siswa) terlalu berharga untuk menangisi guru yang penuh dengan kepura-puraan. Air mata siswa adalah sebuah kehormatan bagi seorang guru, betapa hati ini tersanjung dengan sikap mereka, aku hanya berharap Allah selalu berikan berkah-Nya di jalan ini, jalan untuk menjadi seorang pendidik.