Mencari waktu yang tepat.
"Emak pengen jadi reseller"
Alhamdulillah sudah masuk hari ke sembilan nggak terasa
sudah sepuluh hari saya berusaha menerapkan
pelajaran pertama saya dalam kelas
bunda sayang.
Banyak kejadian yang ingin saya sampaikan dalam
berusaha menerapkan pola komunikasi produktif,
dan hal yang paling menantang
adalah bagaiman untuk menjaga emosi untuk tetap ramah saat bicara kepada
hafshah dalam kondisi yang sebenarnya bikin emosi banget, nget, nget.
Saya sadar diri ini jauh dari sempurna, sehingga belum
disemua moment saya dapat melaksanakan nya, khilaf, khilaf naik lagi nada suara
ini khan, hehe
Apalagi dalam keadaan genting, saat diataas motor, hari
hujan, anak disuruh pake mantel nggak mau, dibujuk, dilembutin, di alihkan,
tetep aja nggak mau, sementara saya khawatir dia akan sakit atau kedinginan,
otomatis saya jadi eghhhh,,,
untungnya saya cepat cepat sadar sebelum taring saya keluar., "astaghfirullahalazim" (ngeluus dada)
Namun kali ini bukan tentang hafshah yang ingin saya
ceritakan, melainkan soal abinya.
Alkisah saya berniat untuk mempunyai aktifitas lain selain
sebagai ibu dan istri, kalo inimah tugas wajib.
Walaupun suami tidak menuntut saya untuk bekerja, tapi
rasanya ingin pula saya mengembangkan kemampuan saya, entah bakat atau minat
namanya, intinya saya ingin mencoba menjadi reseller.
Well, jadi reseller berarti butuh modal dong, sementara yang
punya modal hanya abang, alias abinya hafshah. ditambah lagi ini jualan nya via online.
Nah, untuk hal ini biasanya, abang akan mikir mikir dulu nih
untuk memberi izin.
Soalnya yang sudah sudah dia akan bilang
“nanti anak jadi
nggak terperhatikan lho mi”,
“nanti kerjaan mu online melulu, tinggal anak,
tinggal sholat, tinggal kerjaan rumah, yang ada kamu megang hp doank”
saya tau kekhawatiran abang cukup beralasan, tapi jugan gitu
gitu amatlah ya...
saya akan berusaha seprofesional mungkin, hehe
Oke, mulailah saya cari
waktu yang tepat untuk mengajukan proposal ini, saya perhatikan moodnya,
kemudian saya susun kalimat bagaimana memulai pembicaraan.
Hari sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam, dan kami
berdua baru saja selesai dengan aktifitas kami, saat itulah saya bilang
“bang,
ova berencana pengen jadi reseller buku, boleh nggak bang?”
Bayangin, saya sampe menghitung jumlah kata yang akan saya
sampaikan lho,haha
soalnya otak laki laki itu nggak bisa nangkap kalimat
panjang panjang kali lebar dalam satu kalimat kan? begitu yang saya pahami saat mengikuti seminar bunda Ellly Risman beberapa dekade lalau hee.
jawabnya apa?
“boleh, emangnya mau jual apa”
“buku, motivasi bang, seperti bagaimana perjuangan orang menjahui
riba, bla,,,bla,,blla,,,”
“hmmm, gitu”
“iya gitu, nah jadi bang kalo mau jadi reseller nya ini,
kita kan harus investasi dulu bang, biayanya sekitar 500 ribu aja kok, gimana
bang?”
abinya hafshah senyum senyum,,,
“yah, ujung ujungnya minta duit ya,,"
"bisa aja si ami"
(saya nnyegir kuda heee)
yess, senyum senyum tandanya redha, alhamdulillah kali ini berhasil
dan saya senang banget keinginan saya nggak menuhai hambatan yang berarti.
semoga bersok pas
bangun nggak berubah pemikiran nya ya bang...
#hari9
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#instituteibuprofesional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar