Catatan perjalanan bahuga
Hampir setiap malam di rumah kuning kesayangan
ku ini, nyamuk nyamuk bergerayangan mencari mangsa, aku menjadi seorang pembunuh handal saat
berada di bawah singganasana slambu mejah jambu yang melindungiku terhindar
dari serangan nyamuk-nyamuk yang mencari mangsa saat malam tiba.
maka
tempat yang paling nyaman kala mentari sudah bebas tugas adalah di bawah turai
merah jambu yang kusebut denga slambu. Tirai yang besarnya sebesar tempat tidur
ini benar benar menjadi daerah aman tempat pengusian dari gerilyanya para
masquitos.
Akan
sangat jengkel rasanya hati ini, saat didaerah kekuasaanku bawah slambu merah
jambu, masih saja di masuki oleh para pasukan-pasukan mosquitos yang mencari
makan, maka hal pertama yang kulakukan ialan membunyikan gendering perang untuk
semua pasukan kelaparan penghisap darah itu. sehingga untuk beberada decade
pertengahan malam, suara letupan letupan tangan tangan pembunuh akan menjemput
ajal sang masquitos.
Tempat
tinggal yang ku diami, sebuah rumah dinas pendidikan, alias perumahan guru SDN
02 serdang kuring bahuga ini, terletak ditengah tengah perkebunan karet serta
hamparan persawahan yang luas, indahnya pemandangan alam memang tak kalah
dengan bau karet yang sangat tajam menusuk hidung saat para petani mulai
menimbang hasil kebun nya, terlebih lagi bila rumah ini di lewati truk truk
pengangkut karet yang subhanallah memekakan hidung. Tidak hanya itu, mahalnya
karet yang sangat disukai petaninya sepertinya harus di bayar pula dengan
mahalnya obat nyamuk plus, tirai anti nyamuk yang menjadi kebutuhan primer bila
hidup dan tinggal di perkampungan serdang kuring ini, sebuah kampung penghasil
karet. Satu slambu saja harganya bisa mencapai 125. 000 rupiah untuk satu
tempat tidur, bila satu keluarga mempunyai tiga kamar maka ia harus membeli
tiga slambu juga, ditambah obat nyamuk bakar atau elekstrik yang biasanya wajib
terpasang di ruang keluarga.
Prak,
prok, prok,,,,tangan ku berputar putar mencari nyamuk nyamuk yang berani
memasuki wilayah territorialku setiap malam. Sambil menggerutu aku mengibas
ngibaskan kain di tengah selambu guna menghalau nyamuk dari hinggapan nya,
geram betul rasanya melihat serangga yang satu ini, keberadaan masquito ini
benar benar menggangu kenyamanan tidur ku saat malam hari.
Adalah
kepuasan dan nikmat yang luar biasa rasanya, bila mampu elewatkan malam dengan
nyenyak tidak diselingi oleh beberapa intermezo, semenjak membeli esbuah slambu yang luasnya
cukup besar untuk ku naungi, aku dapat menyelesaikan semua hajat yang harus
diselesaikan, baik laporan, menyusun kerangka pembelajaran esok hari, maupun
saat melakukan kontemplasi kontemplasi ringan di bawah slabu merah jambu. Karena
saat keluar dari tirai slambu ini, aku berada di lahan nyamuk nyamuk kelapran
yang siap menyerumput darah darah segar, yang mengalir deras di urat urat darah
tubuh ini. namun dibalik serangan para tentara masquitos, mnjadi masquitos
killer tersimpan satu pengalaman seru bagiku. Kepuasan saat mampu menepoki
nyamuk dalam aksi berdarah-darah di tanganku, dan kenyamanan malam di bawah
slambu merah jambu, adalah satu cerita yang mungkin tak akan terlupakan yang
menjadi pelengkap kisah perjalanan ini di serdang kuring, kampung karet bahuga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar