Rabu, 26 Juni 2013

MOSQUITOS KILLER





Catatan perjalanan bahuga
 Hampir setiap malam di rumah kuning kesayangan ku ini, nyamuk nyamuk bergerayangan mencari mangsa,  aku menjadi seorang pembunuh handal saat berada di bawah singganasana slambu mejah jambu yang melindungiku terhindar dari serangan nyamuk-nyamuk yang mencari mangsa saat malam tiba.
maka tempat yang paling nyaman kala mentari sudah bebas tugas adalah di bawah turai merah jambu yang kusebut denga slambu. Tirai yang besarnya sebesar tempat tidur ini benar benar menjadi daerah aman tempat pengusian dari gerilyanya para masquitos.
Akan sangat jengkel rasanya hati ini, saat didaerah kekuasaanku bawah slambu merah jambu, masih saja di masuki oleh para pasukan-pasukan mosquitos yang mencari makan, maka hal pertama yang kulakukan ialan membunyikan gendering perang untuk semua pasukan kelaparan penghisap darah itu. sehingga untuk beberada decade pertengahan malam, suara letupan letupan tangan tangan pembunuh akan menjemput ajal sang masquitos.
Tempat tinggal yang ku diami, sebuah rumah dinas pendidikan, alias perumahan guru SDN 02 serdang kuring bahuga ini, terletak ditengah tengah perkebunan karet serta hamparan persawahan yang luas, indahnya pemandangan alam memang tak kalah dengan bau karet yang sangat tajam menusuk hidung saat para petani mulai menimbang hasil kebun nya, terlebih lagi bila rumah ini di lewati truk truk pengangkut karet yang subhanallah memekakan hidung. Tidak hanya itu, mahalnya karet yang sangat disukai petaninya sepertinya harus di bayar pula dengan mahalnya obat nyamuk plus, tirai anti nyamuk yang menjadi kebutuhan primer bila hidup dan tinggal di perkampungan serdang kuring ini, sebuah kampung penghasil karet. Satu slambu saja harganya bisa mencapai 125. 000 rupiah untuk satu tempat tidur, bila satu keluarga mempunyai tiga kamar maka ia harus membeli tiga slambu juga, ditambah obat nyamuk bakar atau elekstrik yang biasanya wajib terpasang di ruang keluarga.
Prak, prok, prok,,,,tangan ku berputar putar mencari nyamuk nyamuk yang berani memasuki wilayah territorialku setiap malam. Sambil menggerutu aku mengibas ngibaskan kain di tengah selambu guna menghalau nyamuk dari hinggapan nya, geram betul rasanya melihat serangga yang satu ini, keberadaan masquito ini benar benar menggangu kenyamanan tidur ku saat malam hari.
Adalah kepuasan dan nikmat yang luar biasa rasanya, bila mampu elewatkan malam dengan nyenyak tidak diselingi oleh beberapa intermezo,  semenjak membeli esbuah slambu yang luasnya cukup besar untuk ku naungi, aku dapat menyelesaikan semua hajat yang harus diselesaikan, baik laporan, menyusun kerangka pembelajaran esok hari, maupun saat melakukan kontemplasi kontemplasi ringan di bawah slabu merah jambu. Karena saat keluar dari tirai slambu ini, aku berada di lahan nyamuk nyamuk kelapran yang siap menyerumput darah darah segar, yang mengalir deras di urat urat darah tubuh ini. namun dibalik serangan para tentara masquitos, mnjadi masquitos killer tersimpan satu pengalaman seru bagiku. Kepuasan saat mampu menepoki nyamuk dalam aksi berdarah-darah di tanganku, dan kenyamanan malam di bawah slambu merah jambu, adalah satu cerita yang mungkin tak akan terlupakan yang menjadi pelengkap kisah perjalanan ini di serdang kuring, kampung karet bahuga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar